بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Saya seorang ibu sekaligus pekerja dari seorang putra, semoga Dagangan Mama Rafif bisa memenuhi segala macam kebutuhan wanita.
Isi Dagangan Mama Rafif :

* Jilbab Organizer
* Jilbab / Pasmina
* WHPO (wallet and handphone organizer)
* Bank Pocket
* Mukenah
* Gamis
* Baju Koko anak / Dewasa

Untuk pemesanan :
quick respon @ 085648146476

BBM : 25c0444a
YM : me_niezq@yahoo.com

Selasa, 22 Februari 2011

Dahsyatnya Kekuatan Pikiran Dan Niat Yang Kuat

Banyak para motivator di Indonesia saat ini, sebutlah Mario Teguh, Andri Wongso, Christian Andrianto atau yang lainnya, mereka adalah orang-orang yang mempunyai semangat, mempunyai tekad dan niat yang kuat dalam menjalani kehidupan mereka. Tak jarang dengan mendengar motivasi beliau, semangat dan cara berfikir kita menjadi lebih tergugah, lebih terinspirasi, dan pasti lebih terbuka. Aku tidak pernah membaca buku-buku beliau, hanya pernah sekali dua kali mendengarkan salah satu acara dari beliau, mengikuti seminar merekapun belum, bahkan ingin, hanya saja waktu yang tdk mendukung. Bacaan yang mengena saat aku duduk di bangku SMA saja, banyak pembelajaran yang q peroleh dengan membaca bacaan tersebut, sebut saja Chicken Soup, banyak versi dari buku-buku tersebut, kiranya saat itu aku dapat membacanya dari perpustakaan sekolah, pinjaman teman, atau dr perpustakaan pusat di kota Surabaya ini. Variatif, menggugah semangat, banyak cerita yang disajikan, sehingga bisa membuka wacana baru saat itu.
Aku lupa akan cerita pasti dalam serial apa aku membacanya, hanya makna yang aku peroleh saat itu betapa besar kekuatan pikiran kita, jika kita bisa mempercayainya, dengan beristiqomah, dan dengan keseriusan (kurang lebih makna itu yang aku peroleh), dan itu terwujud saat aku lulus dari bangku sekolah, saat aku kuliah, saat aku mulai kecewa dgn prestassi yang aku peroleh, karena tdk lulus SPMB dan hanya bisa berstrata D3 saja, aku paham betul keadaan ekonomi keluarga ku saat itu. Saat itu aku berkeyakinan dan bertekad untuk menyelesaikan kuliah ku tepat waktu 3 tahun saja. tidak lebih dan tidak kurang. Niat yang aku pupuk tiap hari, juga tak jarang pupus karena mood, atau tempaan dari pihak lain, tak jarang aku berkeluh kesah, sempat tempaan itu datang dari keadaan ekonomi keluarga yang tak bisa utk membayar uang semester, ingat betul aku saat itu, kuputuskan untuk mulai mengajar les privat di Tanah merah (rumah ortu yg skr q tempatin). Saat itu muridku 5 orang, q berusaha mengajar bahasa inggris, ilmu yang aku dapatkan saat kursus di SMP dulu, ke 5 orang muridku berlatar belakang keluarga menengah ke bawah, saat itu mereka hanya memberi uang 30.000/ org dgn jadwal les seminggu 2 kali. Dengan jarak dr rumah genteng - tanah merah, yang harus ditempuh hingga 2 kali oper bemo, total 4 kali ongkos bemo PP. Subhanaallah ya Allah kuasaMu, aku bisa memenuhi kebutuhan kuliah ku sendiri tanpa harus merepotkan kedua orangtuaku. Pernah suatu kali aku tahu bahwa salah seorang muridku yang cerdas, ternyata bapaknya adalah seorang tukang sampah, dan ibu nya seorang tukang cuci panggilan., saat membayar uang les saat itu begitu nelangsa hati ini, rupanya uang ribuan yang dikumpulkan, terasa begitu berharga. dari dalam hati rasanya ingin sekali menolak hak ku itu, tapi di sisi lain, aku sedang membutuhkan uang itu. Saat itu aku semakin yakin akan tekad dan niatku utk lulus tepat 3 tahun. Alhamdulillah walau aku hanya D3, aku bisa lulus tepat pada waktunya, dan bahkan Tugas Akhirku pun mendapatkan biaya dari kampus, karena mengikuti lomba Student Grant batch 4. Saat itu aku semakin sadar bahwa kekuatan pikiran memang begitu dahsyatnya.  Terlebih lagi saat itu aku berkeyakinan setelah lulus, aku harus kerja, tak peduli pekerjaan apa itu, tak peduli sesuai dengan bidangku atau tidak, Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesempatan untuk bekerja tepat setelah aku lulus kuliah, terima kasih utk Alm. Djoko tri Yudianto atas kesempatan yang bapak berikan. 
Dan saat allah memberikanku kekuatan pikiran dan keyakinan yang kuat untuk menjadi halal atas suamiku tercinta. Entah apa itu yang dibilang cinta pada pandangan pertama, pastinya aku merasa sesuatu yang berbeda, saat si mas menyatakan perasaannya, saat itu aku yakin akan keseriusan hatinya, hingga bisa membawaku dan menuntunnya menjadi makmum. berulang-ulang kali si mas tdk yakin akan kemampuannya menjadi imam dlm keluarga, banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pernikahan, finansial hal utamanya, aku ingat betul saat itu gaji si mas baru 750rb, sedangkan aku 850, banyak pikiran yang berkecamuk, sehingga kami sempat menunda niat baik kami, hingga sampai akhirnya aku berlabuh pada pekerjaan ku saat ini, dimana aku menemukan bukan hanya rekan kerja yang baik, tetapi sdh aku anggap sebagai saudara (karena aku tak pernah tau bagaimana rasanya memiliki saudara), dan si mas juga sdh menjadi pengawas proyek di sebuah konsultan saat itu. Maka kami ingin segera mewujudkan niat kami yg tulus, ketika tanggal sdh ditentukan, Allah berkehendak lain, si mas jobless, karena proyek sdh habis dan hrs ditempatkan di Bali, maka si mas memilih utk mundur dr proyek selanjutnya, saat itu akhir desember 2007. Tapi aku tetap yakin akan pilihanku, aku tetap yakin si mas bisa mendapatkan jauh yang lebih baik. jobless selama 2 bulan, tak membuat akau patah semangat utk tetap meyakinkan si mas, dan tetap memberinya dukungan, Alhamdulillah Maret 2008 si mas mendapatkan kesempatan itu thanks to Dony Masade for the information. Teringat betul saat itu, haru yang kami rasakan, bukan gaji yang kami pikirkan kadang malah masalah status, status yang sering banyak dibicarakan orang, jika kita menyandangnya *penggangguran*. Mei 2008 niat suci itu diikrarkan, saat itu si mas blm mendapatkan hak cuti, bahkan gaji pun 90% dari UMK, karena blm 3 bulan masa bekerja. Teringat betul olehku saat RAPAK di KUA, ketika mudin bertanya kepaddaku apa alasannya aku ingin menikah, sambil berkaca-kaca aku menjawab "saya ingin menjalani hidup saya, susah senang berdua pak, pokoknya susah senang berdua" Pak Mudin tersenyum, dan menjelaskan panjang lebar ttg sunnah rasul dan lain-lain mengenai hikmah pernikahan di dalam Islam. batinku saat itu hanayalah, itulah pak yang sejujurnya ingin aku jalani bersama si mas. Apapun kondisinya, apapun susahnya, bagaimanapun senangnya. tak peduli berapa ratus ribu si mas menafkahi aku, aku ridho, aku ikhlas. karena kekuatan pikiran ku saat itu berkata aku dan si mas pasti bisa menjalani hidup berdua, hingga pencapaian yang Alhamdulillah saat ini. karena kami bukan berasal dari keluarga yang Kaya atau Intelek, tapi aku yakin bahwa suatu saat nanti, nominal angka itupun bisa kami peroleh, dan keintelekkan itu bisa kami pelajari.
Saat ini aku sedang menempa kembali kekuatan pikiraan yang sekiranya sdh mulai aku lupakan, ingin suatu saat nanti kekuatan pikiran dan niatku ini bisa membawa aku menjadi seorang wanita yang bs bekerja dari rumah, mengurusi dagangan2ku, sambil menemani buah hatiku bermain. Semoga niatku ini membawa aku ke jalan itu, dengan tetap terus berusaha dan beristoqomah.
seorang teman pernah mengatakan kepadaku "tariklah energi positif yang ada, maka itu yang akan terjadi" atau "jika kamu berpikir kamu bisa, maka kamu bisa, karena kamu adalah apa yang kamu pikirkan" semoga catatan kecil ini bisa membuat kita semakin percaya akan kekuatan pikiran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar