بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Saya seorang ibu sekaligus pekerja dari seorang putra, semoga Dagangan Mama Rafif bisa memenuhi segala macam kebutuhan wanita.
Isi Dagangan Mama Rafif :

* Jilbab Organizer
* Jilbab / Pasmina
* WHPO (wallet and handphone organizer)
* Bank Pocket
* Mukenah
* Gamis
* Baju Koko anak / Dewasa

Untuk pemesanan :
quick respon @ 085648146476

BBM : 25c0444a
YM : me_niezq@yahoo.com

Senin, 13 Mei 2013

Plesiran ke Pelosok

Libur Tanggal 9 Mei kemarin benar-benar dimanfaatkan jagoan kecil buat ketemu si papa di Rengel_Tuban, kebetulan papanya rafif dapat project pertamina disana, Rengel sebuah daerah kecamatan di Kota Tuban, Wilayah Kecamatan Rengel bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Plumpang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Soko, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Grabagan dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kanor, Bojonegoro yang dibatasi dengan Bengawan Solo, Asal usul nama Rengel yang sebagian orang diartikan dari kata ereng-ereng ( atau tebing) dan angel ( artinya susah). Ini dilihat dari contour atau kondisi daerah Rengel yang memang berada di bawah bukit kapur.
Berangkat di sore hari 8 Mei 2013, menggunakan kereta Harina Sby_Bandung, kami tiba pukul 18.00 di stasiun Bojonegoro, kereta agak terlambat setengah jam dari jadwal dikarenakan hujan angin mulai dari Surabaya - Babat. Sesampainya di stasiun kami ber_motor ria menuju Rengel Tuban, kurang lebih perjalanan Bojonegoro - Rengel 35 - 45 menit, Jalanan yang masih beraspal kasar, kurang rata, serta tidak begitu lebar membuat kami berkendara lebih pelan, maklum saya termasuk orang penakut, ditambahlagi penerangan yang masih minim, membuat saya turut mengamati jalan panjang di depan, sambil sesakali membersihkan mata akibat serangga-serangga kecil yang terbang, maklum saya sengaja tidak menutup kaca helm.
Suasana sejuk dan sepi, first impression, sepanjang jalan banyak rumah-rumah penduduk dengan kesederhanaannya, tak jarang juga ditemukan rumah-rumah dengan bangunan yang sudah modern bahkan minimalis, yang justru membuat hat i saya AYEM adalah saat melihat rumah-rumah penduduk yang sederhana, dengan view seorang kakek / nenek yang sedang duduk-duduk di teras depan rumah, lampu yang temaram membuat suasana hati semakin....., Subhanallah, banyak hal yang melintas di pikiran saya, apa yang mereka pikirkan, begitu tenangnya kah suasana hati mereka, apakah mereka juga berpikir tentang keruwetan dan caruk maruk yang sama seperti yang sering terjadi pada kita yang tinggal di kota, life style, pekerjaan, karir,pendidikan serta prestige nya, persahabatan, percintaan yang kompleks.., Ya Allah begitu tenangnya wajah-wajah itu, seakan-akan begitu menerima apa yang telah Engkau berikan, belum lagi saat melihat beberapa orang pergi bersama-sama ke sebuah surau, sebuah pemandangan yang semakin membuat hati ini merasa bahwa apa yang ada di diri ini apa yang membuat orang-orang kota bangga dengan segala teknologi yang menempel di diri........... its nothing. Sesampainya disana kami pun mengisi perut dengan makanan khas disana, tahu lontong, benar-benar beda seperti yang sering saya makan di Surabaya, tahu lontong tanpa menggunakan petis, tanpa telor, hanya tahu, lontong, bumbu kacang yang diberi perasan jeruk nipis, serta gimbal (gorengan tempe dengan tepung) dibungkus daun jati, nikmat nya... Alhamdulillah, sayang saya kurang begitu meikmati yang satu ini, dan lebih memilih sambelan alias penyetan :)
 Ini malam kedua, lanjut dengan penyetan rempelo ati dengan tempenya....
 Kebetulan suami hanya bisa libur satu hari saja saat itu, jadi benar-benar membuat rafif senang, karena dari awal memang tujuannya maen-maen ke sawah dan pengen tau kerjaan papanya, so we spent plenty of time for being a farmer... :D
Rafif say Cheerrsss...., yang lagi pengen tau kerjaannya papa itu ngapain...


My favorite spot..., *tenguk_tenguk* di depan rumah petani

Saw a new baby born goat kids, ga baru lahir banget sih.. :D
 Ada yang ngidam naik kuda muter-muter Rengel


Alhamdulillah Allah masih kasih nikmat yang luar biasa untuk kami, bisa menikmati sedikit waktu untuk melihat dan lebih mensyukuri apa yang sudah diberikanNya..., suatu saat nanti jika Allah meridhoi, semoga saat usia sudah senja, saat uban sudah tak terihitung belasan lagi, kita bisa tinggal dengan suasana ayem seperti ini.... Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar